Foto orang mirip Gayus yang beredar di internet (kaskus.us) |
Terdakwa mafia pajak dan mafia hukum, Gayus Tambunan kembali bikin geger. Jika sebelumnya, tahanan Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Depok ini terungkap pelesir ke Bali. Kali ini, Gayus justru bepergian ke sejumlah negara sekaligus.
Informasi kepergian Gayus ini bermula dari seorang warga yang menulis surat pembaca di Harian Umum Kompas, Minggu 2 Januari 2011. Kabar ini terungkap satu hari sebelum Gayus membacakan pembelaan atas tuntutan Jaksa selama 20 tahun penjara.
Dalam suratnya, Devina menulis: "Ketika itu seorang pria memakai wig dan kacamata masuk ke ruangan tempat saya menunggu. Setelah melihat foto yang belakangan banyak beredar di surat kabar dan berita TV, saya semakin yakin bahwa orang yang berada dalam satu penerbangan dengan saya ke Singapura tersebut memang Gayus."
Informasi kepergian Gayus ini bermula dari seorang warga yang menulis surat pembaca di Harian Umum Kompas, Minggu 2 Januari 2011. Kabar ini terungkap satu hari sebelum Gayus membacakan pembelaan atas tuntutan Jaksa selama 20 tahun penjara.
Dalam suratnya, Devina menulis: "Ketika itu seorang pria memakai wig dan kacamata masuk ke ruangan tempat saya menunggu. Setelah melihat foto yang belakangan banyak beredar di surat kabar dan berita TV, saya semakin yakin bahwa orang yang berada dalam satu penerbangan dengan saya ke Singapura tersebut memang Gayus."
Sontak, surat pembaca tersebut menimbulkan kegemparan. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar bak disambar petir di siang bolong. Merasa kebobolan, Patralis geram dan segera bertindak, membentuk tim investigasi khusus menelusuri pelesiran Gayus ke luar negeri. Bagaimana seorang Gayus bisa pergi, padahal paspor atas nama Gayus sudah disita imigrasi.
Hasil penelusuran terungkap kemana Gayus melancong. Dengan paspor itu, pada 24 September 2010, Sony pergi ke Macau dengan Mandala Airlines dan kembali ke Jakarta pada 26 September, dengan Garuda.
Pada 30 September, Sony berada di Kuala Lumpur, Malaysia. Lalu, pada 2 Oktober, Sony berada di Singapura untuk kembali ke Indonesia.
Awalnya, Gayus tidak mau berkomentar soal pelesiran ke manca negara. Gayus beralasan dia lebih fokus pada pledoi yang telah disiapkan. "Kalau ingin Indonesia lebih bagus. Kalian harus dukung saya, bukan menjelek-jelekkan saya," katanya.
Namun, belakangan, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Anton Bahrul Alam, menyatakan, Gayus mengakui pergi ke luar negeri pada akhir September hingga awal Oktober 2010. "Dari hasil interogasi Gayus, memang benar dia ke sana, ya ke Macau, KL (Kuala Lumpur), Singapura juga," kata Anton Bahrul Alam.
Menurut Anton, Gayus pergi ke Macau pada 24 September 2010. Namun, Anton mengaku belum mendapatkan informasi tanggal pasti kepergian Gayus ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia. "Kepergian Gayus ke tiga negara itu bersama sang istri, Milana Anggraeni," kata dia.
Makin menghebohkan, lantaran Gayus mengakui juga sempat mampir ke Guangzhou, China. "Gayus ke China lewat Macau," kata polisi.
Awalnya, Gayus tidak mau berkomentar soal pelesiran ke manca negara. Gayus beralasan dia lebih fokus pada pledoi yang telah disiapkan. "Kalau ingin Indonesia lebih bagus. Kalian harus dukung saya, bukan menjelek-jelekkan saya," katanya.
Namun, belakangan, Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Anton Bahrul Alam, menyatakan, Gayus mengakui pergi ke luar negeri pada akhir September hingga awal Oktober 2010. "Dari hasil interogasi Gayus, memang benar dia ke sana, ya ke Macau, KL (Kuala Lumpur), Singapura juga," kata Anton Bahrul Alam.
Menurut Anton, Gayus pergi ke Macau pada 24 September 2010. Namun, Anton mengaku belum mendapatkan informasi tanggal pasti kepergian Gayus ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia. "Kepergian Gayus ke tiga negara itu bersama sang istri, Milana Anggraeni," kata dia.
Makin menghebohkan, lantaran Gayus mengakui juga sempat mampir ke Guangzhou, China. "Gayus ke China lewat Macau," kata polisi.
Selain ke luar negeri, Gayus juga mengakui pergi ke Bali pada awal November 2010. Gayus ke Bali bersama anak dan istrinya sejak Kamis 4 November. Dia menumpang Lion Air dengan mengubah identitas menjadi Sony Laksono. Usai menyaksikan turnamen tenis, Gayus kembali ke Rutan Brimob pada 7 November 2010.
Buntut dari kaburnya Gayus dari tahanan, delapan petugas rutan dan Kepala Rutan Brimob dicopot dari jabatannya dan ditetapkan sebagai tersangka karena menerima suap. Karutan Kompol Iwan Siswanto diduga disuap Rp368 juta. Sedangkan, Gayus dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur pada Senin malam, 22 November 2010.
*****
Kementerian Hukum dan HAM menemukan sejumlah kejanggalan dalam terbitnya paspor Sony Laksono. Pertama, paspor berasal dari Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Namun, Kantor Imigrasi Jakarta Timur tidak pernah menerbitkan paspor tersebut. "Jadi proses pembuatannya tidak dikerjakan oleh kantor imigrasi manapun. Artinya itu dikerjakan di luar," kata Patrialis.
Kedua, paspor itu semula dibuat untuk Margaretha, seorang anak kecil. Tiba-tiba tidak dilanjutkan. "Ibunya sudah membuat surat pernyataan bahwa memang pada waktu itu pembuatan paspor tidak dilanjutkan. Karena belum foto dan wawancara. Hal itu karena orang tuanya ada kesibukan lain," jelas Patrialis.
Ketiga, kenapa paspor tersebut lolos dalam pemeriksaan imigrasi di Bandara Soekarno Hatta. Seluruh petugas imigrasi yang diduga terlibat kini masih diperiksa dan sudah dibebastugaskan dari pekerjaannya. "Tapi bukan berarti dinonaktifkan, cuma tidak diberi pekerjaan," kata Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, Sam L Tobing.
Buntut dari kaburnya Gayus dari tahanan, delapan petugas rutan dan Kepala Rutan Brimob dicopot dari jabatannya dan ditetapkan sebagai tersangka karena menerima suap. Karutan Kompol Iwan Siswanto diduga disuap Rp368 juta. Sedangkan, Gayus dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur pada Senin malam, 22 November 2010.
*****
Kementerian Hukum dan HAM menemukan sejumlah kejanggalan dalam terbitnya paspor Sony Laksono. Pertama, paspor berasal dari Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Namun, Kantor Imigrasi Jakarta Timur tidak pernah menerbitkan paspor tersebut. "Jadi proses pembuatannya tidak dikerjakan oleh kantor imigrasi manapun. Artinya itu dikerjakan di luar," kata Patrialis.
Kedua, paspor itu semula dibuat untuk Margaretha, seorang anak kecil. Tiba-tiba tidak dilanjutkan. "Ibunya sudah membuat surat pernyataan bahwa memang pada waktu itu pembuatan paspor tidak dilanjutkan. Karena belum foto dan wawancara. Hal itu karena orang tuanya ada kesibukan lain," jelas Patrialis.
Ketiga, kenapa paspor tersebut lolos dalam pemeriksaan imigrasi di Bandara Soekarno Hatta. Seluruh petugas imigrasi yang diduga terlibat kini masih diperiksa dan sudah dibebastugaskan dari pekerjaannya. "Tapi bukan berarti dinonaktifkan, cuma tidak diberi pekerjaan," kata Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, Sam L Tobing.
Menurut Sam, sampai hari ini pemeriksaan terhadap petugas imigrasi masih terus dilakukan sebelum diumumkan. "Hari ini pemeriksaan masih di Cengkareng. Semua pihak yang terlibat akan ditindak," ujarnya.
Sumber : Viva News
0 komentar:
Posting Komentar